SRAGEN - Suasana baru dan berbeda tampak pada upacara Pengetan Ambal Warsa Kabupaten Sragen atau peringatan Hari Jadi Sragen ke-276 pada tahun 2022 ini. Bertindak sebagai inspektur upacara Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dan Pemimpin upacara, Asisten III Setda Sragen, Ir. Simon Sri Nur Yudanto.
Pada upacara ini para peserta tampak mengenakan pakaian beskap dan kebaya. Tak hanya kostum yang dikenakan oleh peserta, inspektur upacara dan tamu undangan saja yang membuat upacara kali ini berbeda. Karena seluruh bahasa yang digunakan pada prosesi upacara juga berbeda karena menggunakan bahasa Jawa krama atau Jawa halus. Begitupun dengan aba-aba yang digunakan pada saat baris berbaris juga menggunakan bahasa Jawa.
Upacara
dimulai dengan pembacaan sejarah singkat Kabupaten Sragen yang
dibacakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen,
Suwardi.
Dalam pembacaan sejarah singkat itu, Suwardi menyebut
K. R. T. Kartowiryo menjadi Bupati Panumping pertama di Bumi Sukowati.
K. R. T. Kartowiryo menyerahkan pusaka Keraton Kasunanan Surakarta
Hadiningrat yang hilang saat geger Pecinan di Kartasura.
Setelah K. R. T. Kartowiryo meninggal, posisi Bupati Panumping digantikan anaknya yang kelima bernama R. M. Sulomo.
“Mulai 5 Juni 1847, tugas Bupati Panumping ditambah dalam bidang kepolisian sehingga disebut Bupati Gunung Polisi. R. M. Sulomo mendapat nama tambahan menjadi K. R. T. Sastradipura,” ujar Suwardi.
Selanjutnya, datang pasukan khusus yang membawa pataka Pemkab Sragen.
Sebagai Pembina upacara, Bupati Yuni pun turut menggunakan Bahasa Jawa dalam isi amanatnya.
Bupati
mengajak mengajak seluruh aparatur sipil negara (ASN) Sragen untuk
bergotong-royong menghadapi berbagai permasalahan yang ada di Sragen.
Mulai dari permasalahan pandemi Covid-19, virus baru hepatitis akut,
dan virus yang menyerang ternak sapi, kerbau, dan kambing yang disebut
penyakit mulut dan kaki (PMK). Virus hepatitis akut yang menyerang
anak-anak, ujar dia, supaya menjadi perhatian.
“Anak-anak harus
membawa makanan yang bersih dan sehat. Anak tidak boleh jajan di sekolah
tetapi membawa bekal sendiri dari rumah. Meskipun di Sragen belum ada
kasus hepatitis akut, penyakit itu tetap harus diwaspadai. Kewaspadaan
juga untuk penyakit ternak, yakni PMK. Semua itu sebenarnya dilakukan
dengan menjaga lingkungan yang bersih,” ujarnya.
Di Hari Jadi
Sragen ke-276 ini, Bupati juga mengajak seluruh elemen masyarakat
bersyukur karena Sragen kembali meraih prestasi opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) sebanyak 7 kali berturut-turut dari Badan Pemeriksa
Keuangan.
Upacara berakhir dengan ditandai pasukan khusus pembawa bendera pataka Kabupaten Sragen meninggalkan lokasi upacara. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian hadiah bagi pemenang lomba-lomba.
Penulis : Miyos_Diskominfo
Editor : Yuli_Diskominfo