SRAGEN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sragen melakukan penelitian melalui survei guna mengukur tingkat antibodi atau kekebalan masyarakat terhadap Covid-19.
Survei itu dilakukan untuk mengetahui tingkat kekebalan tubuh warga Sragen pascavaksinasi. Sebab, untuk mencapai kekebalan kelompok tersebut, maka 70% dari jumlah masyarakat harus memiliki antibodi.
Target sampel 2.000 warga Sragen diatas usia 12 tahun yang telah divaksin dosis kedua.
Kepala Dinkes Sragen, dr. Hargiyanto, mengatakan survei itu sudah dimulai sejak beberapa hari lalu. Dari sasaran 2.000 orang, sejauh ini baru tercapai 50%. Dia mengatakan survei itu dilakukan dengan pemeriksaan antibodi di laboratorium.
"Sekarang capaian vaksinasi di Sragen untuk anak sudah 99%. Capaian vaksinasi dewasa berdasarkan data kartu tanda penduduk (KTP) mencapai 99%, tetapi berdasarkan data yang terlaporkan sebanyak 89,80%," jelasnya.
Pihaknya menambahkan setelah vaksinasi dosis kedua selesai maka akan dilanjutkan vaksin booster seperti anjuran pemerintah pusat. Tetapi, sampai sekarang Dinkes belum menerima instruksi tentang pelaksanaan vaksinasi ketiga (booster).
Hasil survei antibodi itu nanti, bisa menjadi pertimbangan untuk kebutuhan vaksin booster.
Sementara, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sragen, Sri Subekti, menyampaikan syarat sasaran survei antibodi itu minimal harus sudah vaksin dosis kedua dengan jangka waktu sebulan. Survei itu dilakukan di 20 kecamatan dengan pengambilan sampel secara acak.
"Hasil survei ini bisa jadi pertimbangan perlu tidaknya vaksin booster. Ada lima jenis vaksin yang direkomendasi sebagai vaksin booster, yakni Coronavac, Zifivax, Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna. Kami belum berani melakukan vaksin booster sebelum ada peraturannya," pungkasnya.
Reporter : Miyos_Diskominfo
Editor : Yuli_Diskominfo