SRAGEN - Puluhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari SLB Bagaskara Sragen memeriahkan acara pelantikan pengurus Special Olympics Indonesia (SOIna) masa bakti 2021-2025 yang digelar di Pendopo Sumonegaran Rumah Dinas Bupati Sragen, (6/12/2021). Mereka melantunkan tiga buah lagu dengan iringan angklung, mulai, mars SOIna, prau layar dan Bengawan Solo.
Penampilan ABK tersebut menyita perhatian hadirin, termasuk Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Tak hanya itu, Orang nomor satu di Sragen ini juga turut berduet bersama dengan membawakan lagu prau layar karya Ki Nartosabdo.
Hal ini membuatnya yakin untuk segera mewujudkan Sragen menjadi Kabupaten Inklusif. Kabupaten Inklusi adalah kabupaten yang memberikan layanan pendidikan kepada anak penyandang disabilitas bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalisasikan potensi.
Bupati mengatakan bahwa Pemkab Sragen terus berupaya untuk mewujudkan predikat itu dengan terus mempelajari kriterianya. Bahkan Kabupaten Sragen sudah memiliki beberapa persyaratannya, mulai dari Pusat Layanan Autis (PLA), dan Sekolah Luar Biasa (SLB).
"Kalau dua hal itu menjadi salah satu prasyaratnya maka Sragen lebih siap. Biar nanti Pak Sekda yang konsultasi ke Provinsi Jateng," terangnya.
Bupati Yuni berharap dalam waktu dekat Sragen segera meraih predikat Kabupaten Inklusi agar semua masyarakat bisa berpartisipasi menyampaikan aspirasi untuk pembangunan Sragen.
"Cara yang perlu dilakukan bersama adalah memberikan ruang kepada kelompok disabilitas dan kelompok marginal lainnya untuk berpartisipasi dan memberikan pendapat," tuturnya.
Selain itu, Bupati ingin semua jenjang pendidikan bisa terus maju, termasuk pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Menurutnya, kalau Sragen menjadi Kabupaten Inklusi maka sekolah-sekolah di Sragen juga harus inklusi. Untuk itu, Pihaknya akan menunjuk beberapa sekolah untuk menjadi pilot project sekolah inklusi.
Sekda Sragen yang juga terpilih sebagai Ketua Soina Kab. Sragen 2021-2025, Tatag Prabawanto mengaku senang ikut berkontribusi menangani anak berkebutuhan khusus di Sragen.
"Saya bersemangat. Yang ditangani anak-anak luar biasa di atas paranormal. Para pengurus harus mendedikasikan dengan sepenuh hati. Mereka berbeda dan membutuhkan perhatian lebih," ungkapnya.
Sementara Wakil Ketua Special Olimpics Indonesia (Soina) Jawa Tengah, Fatmaningrum, menyampaikan jika Sragen memiliki kriteria untuk menjadi Kabupaten Inklusi karena ada komitmen yang kuat dari Bupati yang sangat respons terhadap disabilitas.
"Sragen kan juga memiliki PLA dan Pemkab Sragen juga responsif terhadap disabilitas. Deklarasi sendiri sebagai Kabupaten Inklusi itu bisa dilakukan Sragen asalkan seluruh kebijakan harus responsif pada disabilitas. Responsif disabilitas itu bukan hanya orangnya tetapi juga gedungnya," jelas Fatma.
"Gedung yang responsif disabilitas itu harus menyediakan akses untuk disabilitas, ada tangga yang khusus disabilitas. Semua itu, jelas dia, membutuhkan komitmen semua pihak," pungkasnya.
Diakhir acara, Bupati Yuni bersama Sekda Tatag dan sejumlah ABK bermain Bocce, salah satu olahraga permainan untuk para penyandang tunagrahita. (Miyos_Diskominfo)