BUPATI SRAGEN MERESMIKAN TAMAN DOA SANTA PERAWAN MARIA DI FATIMA

Sragen – Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati meresmikan pembangunan Taman Doa Santa Perawan Maria Di Fatima yang mulai dibangun Tahun 2011, terletak di Ngrawoh, Gesi, Sragen, Minggu (22/10/2017). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Uskup Agung Semarang Robertus Rudiatmoko, Sekda Sragen, Forkompimda, anggota DPRD Kab, Sragen, Ketua FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama) Sragen. Taman Doa Santa Perawan Maria Di Fatima dibangun dengan dana sebesar Rp. 2.936.200.000,- terdiri dari 3 bagian area yang menggambarkan tiga bentuk kehidupan yang dialami manusia yaitu kehidupan umat Allah yang berjuang, Kehidupan umat Allah yang berziarah dan Kehidupan umat Allah yang Mulia. Dalam kesempatan tersebut Bupati menyampaikan, “saya meyakini bahwa negara ini bisa kita bangun, bisa kita menyelesaikan segala masalah dengan keimanan apapun agamanya. Dengan saling pengertian dan toleransi yang kita miliki. "Selalu saya sampaikan bahwa dengan guyub rukun harus bisa mendarah daging kepada seluruh warga Sragen dalam hal apapun, karena dengan guyub rukun membuat Sragen senantiasa dalam keadaan aman dan kondusif", kata Bupati. Bupati berharap, semoga Taman Doa Santa Perawan Maria Di Fatima ini bisa menjadi magnet bagi seluruh warga kab. Sragen , bahwa tempat ini bisa menjadi sarana untuk saling berdiskusi dan bersilahturahmi bukan hanya untuk kaum katholik saja. Semoga bermanfaat bagi karangtaruna dan warga sekitar yang mau menjual souvenir atau ciri khas Kabupaten Sragen yang menjadikan saling bermanfaat. "Bahwa APBD Kabupaten Sragen telah membantu Rp. 75 juta untuk pembangunan tempat ini, itulah wujud kepedulian kami, dan kami berusaha memberikan bantuan kepada umat manapun", ujar Bupati Sementara itu Uskup Agung Semarang, mengatakan, “Dengan adanya Taman Doa ini, semoga siapapun umat yang beriman dapat memanfaatkan tempat ini untuk membangun sikap rohani dan olah rohani yang semakin baik”. “Semoga dengan adanya tempat ini, banyak umat yang semakin beriman kepada tuhan yang diwujudkan dalam kebersamaan dengan orang lain khususnya warga sekitar”, ujarnya Dikatakan lebih lanjut, “tempat bukan hanya eksklusif bagi orang-orang katholik tetapi terbuka untuk siapapun dan untuk membangun kebersamaan dan keakrapan dengan orang lain”. Peresmian tersebut ditandai dengan pemotongan untaian bunga, penandatangan Prasasti, pelepasan burung dan penanaman pohon. (Humas)